Posted by : inspirasku11 Senin, 09 Februari 2015

Profil Biografi Susi Pudjiastuti Menteri Kelautan dan Perikanan Kabinet Kerja Jokowi

Salah satu menteri yang paling mencolok dalam kabinet kerja jokowi adalah, susi Pudjiastuti. Susi Pudjiastuti didaulat sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan dalam Kabinet Kerja Jokowi dan Jusuf Kalla. Penetapan ini diumumkan Joko Widodo di Istana Merdeka.

Susi lahir di Pangandaran, 15 Januari 1965 adalah pengusaha pemilik dan Presdir PT ASI Pudjiastuti Marine Product, eksportir hasil-hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation atau penerbangan Susi Air dari Jawa Barat. Ia disebut-sebut akan menduduki menteri di bidang maritim dan perikanan.

Hingga awal tahun 2012, Susi Air memiliki 46 pesawat dengan berbagai tipe seperti Cessna Grand Caravan, Pilatus PC-06 Porter dan Piaggio P180 Avanti. Susi Air mempekerjakan 179 pilot, dengan 175 di antaranya merupakan pilot asing. Tahun 2012 Susi Air menerima pendapatan Rp300 Miliar dan melayani 200 penerbangan perintis.

Ayah dan ibunya Susi Pudjiastuti yaitu Haji Suwuh dan Hajjah Suwuh Lasminah berasal dari Jawa Tengah yang sudah lima generasi lahir dan hidup di Pangandaran. Keluarganya adalah saudagar sapi dan kerbau, yang membawa ratusan ternak dari Jawa Tengah untuk diperdagangkan di Jawa Barat. Kakek buyutnya Haji Ireng dikenal sebagai tuan tanah.

Susi hanya memiliki ijazah SMP. Setamat SMP ia sempat melanjutkan pendidikan ke SMA. Namun, di kelas II SMAN Yogyakarta dia berhenti sekolah karena dikeluarkan dari sekolah lantaran keaktifannya dalam gerakan Golput. Setelah tidak lagi bersekolah, dengan modal Rp750 ribu hasil menjual perhiasan, pada 1983 Susi mengawali profesi sebagai pengepul ikan di Pangandaran. Bisnisnya terus berkembang, dan pada 1996 Susi mendirikan pabrik pengolahan ikan PT ASI Pudjiastuti Marine Product dengan produk unggulan berupa lobster dengan merek "Susi Brand".

Ketika bisnis pengolahan ikannya meluas dengan pasar hingga ke Asia dan Amerika, Susi memerlukan sarana transportasi udara yang dapat dengan cepat mengangkut lobster, ikan, dan hasil laut lain kepada pembeli dalam keadaan masih segar.

Didukung suaminya, Christian von Strombeck, seorang Jerman yang lama bekerja sebagai mekanik pesawat dan pilot di Indonesia, pada 2004 Susi memutuskan membeli sebuah Cessna Caravan seharga Rp20 Miliar menggunakan pinjaman bank.

Melalui PT. ASI Pudjiastuti Aviation yang ia dirikan kemudian, satu-satunya pesawat yang ia miliki itu ia gunakan untuk mengangkut lobster dan ikan segar tangkapan nelayan di berbagai pantai di Indonesia ke pasar Jakarta dan Jepang.

Call sign yang digunakan Cessna itu adalah Susi Air. Dua hari setelah gempa tektonik dan tsunami Aceh melanda Aceh dan pantai barat Sumatera pada 26 Desember 2004, Cessna Susi adalah pesawat pertama yang berhasil mencapai lokasi bencana untuk mendistribusikan bantuan kepada para korban yang berada di daerah terisolasi. Peristiwa itu mengubah arah bisnis Susi.

Di saat bisnis perikanan mulai merosot, Susi menyewakan pesawatnya itu yang semula digunakan untuk mengangkut hasil laut untuk misi kemanusiaan. Selama tiga tahun berjalan, maka perusahaan penerbangan ini semakin berkembang hingga memiliki 14 pesawat, ada 4 di Papua, 4 pesawat di Balikpapan, Jawa dan Sumatera. Perusahaannya memiliki 10 pesawat Cessna Grand Caravan, 2 pesawat Pilatus Porter, 1 pesawat Diamond star dan 1 buah pesawat Diamond Twin star. Sekarang Susi Air memiliki 45 pesawat terbang beragam jenis.

Susi menerima banyak penghargaan antara lain Pelopor Wisata dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat, Young Entrepreneur of the Year dari Ernst and Young Indonesia tahun 2005, serta Primaniyarta Award for Best Small & Medium Enterprise Exporter 2005 dari Presiden Republik Indonesia. Tahun 2006, ia menerima Metro TV Award for Economics, Inspiring Woman 2005 dan Eagle Award 2006 dari Metro TV, Indonesia Berprestasi Award 2009 dari PT Exelcomindo. Pada tahun 2008 ia mengembangkan bisnis aviasinya dengan membuka sekolah pilot Susi Flying School melalui PT ASI Pudjiastuti Flying School

KISAH SUKSES SUSI PUDJIASTUTI & Perjalanan Karir

Mungkin tokoh ini dapat menginspirasi kita semua, bahwa jenjang pendidikan tidak menentukan keberhasilan seseorang, justru ketrampilan dan Keuletan yang memebuat seseorang berhasil.

Susi Pudjiastuti, seorang wanita berumur 45 tahun yang baru-baru ini PT Excelcomindo Pratama (Tbk), perusahaan telekomunikasi, menganugerahinya predikat The Best Indonesia Berprestasi 2009.

Saat ini, wanita yang hanya lulusan SMP itu mengelola dua perusahaan.

Masing-masing PT ASI Pujiastuti Marine Product, yang bergerak di bisnis perikanan dan Susi Air, maskapai sewa dengan 22 unit pesawat propeler. Dari dua perusahaan itu, Susi bisa menghidupi ribuan karyawan.

Jalan hidup wanita ini memang penuh liku. Usai memutuskan keluar dari bangku SMA di Cilacap, Jawa Tengah pada 1983, Susi mulai menjalani pekerjaannya sebagai pengepul ikan dengan modal pas-pasan.

Usahanya terus berkembang. Setahun kemudian dia berhasil menguasai pasar Cilacap. Tidak puas hanya berbisnis ikan laut di satu daerah, Susi mulai melirik daerah Pangandaran di pantai selatan Jawa Barat.

Ternyata di sana keberuntungan Susi datang. Usaha perikanannya maju pesat. Jika semula dia hanya memperdagangkan ikan dan udang, Susi mulai memasarkan komoditas yang lebih berorientasi ekspor, yaitu lobster.

Dia membawa dagangannya sendiri ke Jakarta untuk ditawarkan ke berbagai restoran seafood dan diekspor. Karena permintaan luar negeri sangat besar, untuk menyediakan stok lobster Susi harus berkeliling Indonesia mencari sumber suplai lobster.

Masalah pun timbul, problem justru karena stok sangat banyak, tetapi transportasi, terutama udara, sangat terbatas. Untuk mengirim dengan kapal laut terlalu lama karena lobster bisa terancam busuk atau menurun kualitasnya.

Pada saat itulah timbul ide Susi lainnya untuk membeli sebuah pesawat. Christian von Strombeck, suaminya yang kebetulan pria bule yang berprofesi pilot pesawat carteran asal Jerman mendukungnya.

Sebuah pesawat jenis Cessna dia beli. Armada itu sangat membantunya meningkatkan produktivitas perdagangan ikannya. Nilai jual komoditi nelayan di daerah juga naik.

“Nelayan bisa mendapatkan nilai tambah. Misalnya saja, lobster di Pulau Mentawai yang tadinya hanya dijual Rp 40 ribu per kilo, setelah itu bisa dinaikkan menjadi Rp 80 ribu per kilo saat itu,” kata Susi kepada Persda Network.

Jadi Pesawat Penumpang Kebutuhan akan pesawat pun semakin meningkat seiring dengan ekspor yang terus bertambah. Belakangan, pesawat yang tadinya hanya untuk mengangkut barang dagangan laut dia coba sewakan kepada masyarakat yang ingin menumpang.

“Ternyata permintaan transportasi sangat besar karenanya kita pun mengembangkan bisnis pesawat carter ini dan Susi Air,” ujarnya.

Saat ini, Susi Air memiliki 22 armada pesawat kecil, antara lain jenis Cessna Grand, Avanti dan Porter yang dioperasikan oleh 80 pilot, sebanyak 26 di antaranya adalah pilot asing.

Pesawat Cessna saat ini harganya Rp 20 miliar per unit. Sedang pesawat Avanti harganya bisa empat kali lebih mahal.

Maskapai Susi Air saat ini beroperasi di hampir seluruh daerah peolosok di Indonesia. Untuk mengembangkan bisnisnya ini, Susi bertekad menambah armada lagi hingga mencapai 40 unit pada akhir tahun depan dengan investasi sekitar Rp 200 miliar. 

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Daftar laman

Total Pengunjung

Cara Seo Blogger

page

420

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Informasi Informasi unik dan Menarik -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -